Lamongan – Pejuang Muda Kabupaten Lamongan menggelar acara Penutupan project sosial dengan tajuk “Bumi Babat Lestari”. Project sosial ini difokuskan di Tanggulrejo RT 04 RW 02 Kelurahan Babat. Acara ini dihadiri oleh Ketua RW dan juga Ketua RT setempat dan juga warga penerima manfaat yang didominasi penerima bantuan sosial. Project sosial ini telah berjalan lebih dari 1 minggu yang dimulai dengan sosialisasi kegiatan pada tanggal 13 Desember 2021 dan satu minggu kedepannya diisi dengan implementasi oleh masyarakat dan pemantauan serta evaluasi oleh pejuang muda.
Acara dimulai dengan sambutan oleh Ketua RW 02, Pak Kusairi dan dilanjutkan sambutan dari Ketua Project Sosial Pejuang Muda Lamongan, Advan Dwi Prayuda. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan Kompos dengan metode Takakura dan pelatihan pengolahan sampah plastik menjadi Ecobrick. Kegiatan ini menjadi penutup kegiatan formal pejuang muda lamongan. Namun, Pejuang Muda Lamongan akan tetap memantau keberlanjutan project ini untuk memastikan project berjalan dengan lancer ditangan masyarakat.

Bukan tanpa alasan, project ini bertujuan untuk mengurangi jumlah timbulan sampah rumah tangga di kelurahan babat yang umumnya dibuang sembarangan dan dibakar di sekitaran rumah warga. Berdasarkan identifikasi Pejuang Muda Lamongan, kebiasaan warga tersebut menjadi penyebab banjir dan penyakit pernapasan yang merupakan penyakit paling dominan di Kabupaten Lamongan (BPS Lamongan). “Permasalahan sampah disini memang menjadi permasalahan sosial, dikarenakan setiap tahun daerah ini banjir. Diharapkan adanya program ini dapat mengatasi permasalahan tersebut” Ucap Ketua RW 02 Tanggulrejo, Kelurahan Babat.
Permasalahan sampah seakan menjadi masalah klasik di Kelurahan Babat. Kendatipun demikian masalah ini tetaplah masalah yang serius untuk ditangani. Proyek Sosial Bumi Babat Lestari mencakup empat program pemberdayaan yaitu pemilahan sampah, budidaya maggot, pembuatan kompos, dan juga pembuatan ecobrick. Keempat program tersebut menawarkan solusi komprehensif untuk mengurai permasalahan sampah yang ada di lingkungan kelurahan babat. Program ini dimulai dari lingkup terkecil dalam pemerintahan desa, yaitu RT. Harapannya project ini dapat menjadi percontohan sehingga RT dan RW lain bisa menerapkannya di wilayah masing-masing, termasuk desa dan kelurahan di sekitar kelurahan Babat.
Acara ini juga disambut baik oleh PLT Lurah Kelurahan Babat, Moh. Faris Hasbi, S.IP. meskipun beliau berhalangan hadir, beliau berpesan supaya program ini memiliki keberlanjutan dibawah Bank Sampah Tanggulrejo dan masyarakat itu sendiri. Karena inti dari kebermanfaatan muncul ketika warga dapat bergerak sendiri melanjutkan ilmu yang telah diberikan oleh Pejuang Muda. Warga juga menyambut antusias program ini, terlihat dengan semangat yang terlihat ketika pelatihan kompos dan juga ecobrick. Nantinya akan tercipta efek domino dengan menyebarluaskan keberhasilan project “Bumi Babat Lestari”.
Pejuang Muda merupakan program kampus merdeka hasil dari kolaborai Kementerian Sosial, Kementerian Riset, Teknologi, Pendidikan, dan Kebudayaan, serta Kementerian Agama, untuk memberikan Laboratorium Sosial bagi mahasiswa sehingga bisa mengimplementasikan apa yang telah didapatkan di dalam kelas. Pejuang Muda memiliki 4 peran utama. Yang pertama Pejuang Muda akan terjun langsung ke masyarakat untuk mengidentifikasi permasalahan Sosial, serta memberiukan solusi berupa project sosial yang dapat menjawab permaslahan tersebut. Pejuang Muda juga berperan untuk mensukseskan program, utamanya program verifikasi dan validasi(Verval) Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dimana Pejuang Muda Lamongan berhasil melakukan Verval terbanyak dari Pejuang Muda se Indonesia dengan total Verval lebih dari 20 ribu data. Dan yang terakhir, Pejuang Muda berperan untuk menyebarkan kegiatan sosialnya sehingga dapat meningkatkan kepedulian masyarakat sehingga dapat turut serta membantu mengatasi permasalahan sosial di Indonesia.
Pejuang Muda Lamongan terdiri dari 21 mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia, 21 Pejuang Muda Tersebut adalah Amirul Haziq, Anggi Maulana, Khoirul Rohman, M. Hasbi Ghozali Nizamuddin, Riswanda Sabrian Dewantara, Salman Al Faruq Al Husaini, Satya Galih Wahyu Pangestu, Vawanda Noval Ozi Putra dan Wahyu Ramadhan Sugondo Putra dari Universitas Muhammadiyah Lamongan; Ahmad Andi Rusdianto dari Universitas Internasional Semen Gresik; Amanu Setiawan dari Universitas Negeri Malang; Anita Zulia dari Universitas Nahdhotul Ulama Indonesia; Laila Nur Safitri dari Universitas Muhammadiyah Surabaya; Nurul Fitriathus Sholikhah dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang; Roudhotul Jannah, Shylvia Cholifatus Sholihah dan Tarwiyatur Rohmah dari Universitas Airlangga; Salsabilah Shofiyatul Jannah dari Universitas Negeri Jember; Shofi Amalia Islami dari Universitas Brawijaya; Vonny Adelia dari Universitas 17 Agustus Surabaya; dan Advan Dwi Prayuda dari Institut Teknologi Bandung.