Evan Dimas Pramono, siapa pecinta sepak bola dalam negeri yang tidak mengenalnya. Kiprahnya dalam pesepak bolaan nasional yang luar biasa mampu mengangkat nama Indonesia sebagai salah satu macam asia di bidang olah raga. Permainan impresifnya dalam memainkan si kulit bundar berhasil membuatnya menjadi salah satu bintang yang menjadi motornya sepak bola dalam negeri.
Evan Dimas, pria kelahiran Surabaya, 13 Maret 1995, sudah sejak kecil sangat mencintai dunia sepak bola. Ayahnya yang bernama Condro Darmono dan sang Ibu, Ana, mereka tidak pernah melarang Evan Dimas untuk bermain permainan ini.
Evan Dimas kecil paling senang bermain sepak bola bersama teman – temanya. Tidak perlu lapangan yang luas bagi Evan Dimas untuk bermain. Halaman depan rumahnya pun bisa dijadikanya tempat untuk mengasah kemampuanya dalam mengolah si kulit bundar. Bahkan saking cintanya dengan sepak bola, tidak peduli panas atau pun hujan Evan Dimas kecil tetap bermain sepak bola.
Evan Dimas bisa dibilang tidak memiliki darah sepak bola dari kedua orang tuanya. Dalam keseharian, ayahnya bekerja sebagai petugas keamanan. Sedangkan ibunya bekerja serabutan. Namun keluarga yang sederhana ini tidak pernah menghalangi impian Evan Dimas untuk menjadi bintang lapangan hijau.
Evan Dimas memang serius menekuni hobbinya ini. Keseriusan Evan Dimas dalam mengasah kemampuanya dimulai saat dia bergabung dengan Sekolah Sepak Bola Sasana Bhakti (Sakti). Kemampuan apiknya yang terus meningkat setelah pada usia 12 tahun Evan Dimas bergabung dengan SSB Mitra Surabaya pada tahun 2007.
Bakat terpendam Evan Dimas dalam bermain sepak bola kemudian membuat namanya dipanggil untuk memperkuat Tim Sepak Bola Provinsi Jawa Timur pada PON 2012 di Riau. Bisa tampil di kancah pesepak bolaan tingkat nasional ini menjadi suntikan semangat yang tidak disia – siakan oleh Evan Dimas.
Karir Evan Dimas di pesepak bolaan nasional kemudian terus berlanjut hingga akhirnya dia bisa masuk timnas U-17. Tidak hanya menjadi bagian dari skuad, Evan Dimas juga ditunjuk sebagai kapten untuk timnas U-17 yang akan berlaga di turnamen HKFA International Youth Invitation 2012 di Hongkong. Kepercayaan yang diberikanya untuk memimpin timnas U-17 dijawabnya dengan membawa harum nama Indonesia sebagai juara pada turnamen sepak bola tersebut.
Bakat sepak bola yang dimiliki oleh Evan Dimas juga membawanya menjadi wakilnya Indonesia dalam ajang pencarian bakat “The Chance”. Dia menjadi 1 dari 100 anak yang beruntung dari seluruh dunia untuk dilatih oleh pelatih ternama “Joseph Pep Guardiola” yang saat itu masih menduduki kursi kepelatihan di Barcelona.
Setelah sukses memimpin timnas U-17, Evan Dimas kemudian dipanggil oleh Indra Sjafri untuk bermain di timnas U-19. Lagi – lagi Evan Dimas yang ditunjuk sebagai kapten timnas berhasil membuat garuda muda Berjaya di ajang Piala AFF untuk pertama kalinya. Tidak hanya gelar yang disumbangkanya, bahkan atas penampilanya yang begitu hebat pada ajang tersebut dia berhasil menjadi pencetak gol terbanyak dengan torehan 5 gol.
Timnas Indonesia U-19 kemudian berhasil lolos untuk mengikuti kualifikasi AFC U-19 2014. Di fase penentuan grup timnas U-19 harus berhadapan dengan timnas Korea Selatan. Bukan perkara mudah mengalahkan tim sekelas Korea Selatan. Namun berkat talenta hebat pria kelahiran Surabaya ini timnas Indonesia berhasil menenggelamkan Korea Selatan. Pada pertandingan tersebut, Evan Dimas berhasil menyarangkan 3 gol ke gawang Korea Selatan. Namun sayang, langkah timnas pada ajang tersebut harus terhenti karena timnas tidak lolos dari babak grup sehingga peluang Indonesia pudar untuk menatap piala dunia U-20 FIFA 2015.
Evan Dimas kini berkarir di klub Persebaya Surabaya. Namun pil pahit yang harus ditelanya setelah PSSI mengumumkan untuk menyelesaikan kompetisi ISL 2015 lebih dini. Absenya penampilan Evan bakal dirindukan oleh semua pecinta sepak bola dalam negeri.