Di beberapa wilayah di Jawa Timur sudah mulai memasuki tanam kedua untuk tanaman padi. Bulan mei biasanya merupakan musim pancaroba yang dimanfaatkan petani untuk mulai menanam padi lagi. Begitu pula kondisi pertanian yang ada di Bojonegoro.
Beberapa lahan pertanian di Bojonegoro sudah memasuki panen raya dan bersiap untuk tanam padi yang kedua. Namun untuk musim panen kali ini banyak petani Bojonegoro yang berkeluh kesah karena harga gabah di Bojonegoro teru anjlok.
Pada awal – awal musim panen dulu harga jual gabah petani di Bojonegoro Rp 4.200 per kilogramnya. Harga ini tidak bertahan lama setelah panen raya serentak di beberapa wilayah harga gabah di Bojonegoro turun di kisaran harga Rp 3.500 per kilogram.
Penurunan harga yang cukup besar ini dirasa sangat merugikan para petani. Kebanyakan petani di sana memanen padinya dengan bantuan buruh tani. Upah buruh tani juga di masa panen raya juga semakin tinggi mengingat banyaknya para pemilik lahan pertanian yang membutuhkanya.
Upah buruh tani yang begitu tinggi seharusnya dibarengi dengan harga jual gabah yang sesuai. Namun ternyata harga jual gabah di Bojonegoro malah kembali mengalami penurunan yang mencekik leher petani. Harga jual gabah di Bojonegoro turun lagi dari Rp 3.500 per kilogramnya menjadi Rp 3.200 per kilo gram. Petani yang sudah risau dengan harga gabah di Bojonegoro kembali harus mengelus dada setelah harga gabah turun lagi di kisaran Rp 3.000 per kilogram.
Harga jual gabah yang sudah di angaka Rp 3.000 per kilogramnya ini membuat petani kelabakan dengan segala kebutuhan untuk persiapan tanam padi yang kedua. Harga jual gabah yang turun ini dirasa tidak akan bisa mencukupi kebutuhan petani untuk membeli pupuk, upah buruh, upah pembajak sawah, upah pengairan dan beberapa kebutuhan rumah tangga sehari – hari.
Alhasil untuk menyikapi segala kebutuhan yang sudah kritis ini, banyak petani gabah di Bojonegoro terpakasa menggadaikan surat – surat berharga seperti akta tanah, bpkb, sertifikat tanah dan lain sebagainya.
Petani gabah di Bojonegoro sangat berharap agar pemerintah turun tangan membantu petani untuk menyelesaikan masalah harga jual gabah agar petani bisa kembali berladang dan ketahanan pangan Indonesia ke depan bisa tercukupi stoknya.