Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf mendampingi Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla saat melakukan kunjungan kerja dan peninjauan perkembangan proyek pembangunan fasilitas produksi minyak dan gas bumi Banyu Urip, Blok Cepu di Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Jumat (5/12).
Pada kesempatan itu, Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim bersama Wakil Bupati Bojonegoro, Setyo Hartono, Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, serta anggota Forpimda Bojonegorotelah menanti kedatangan Jusuf Kalla di lapangan helipad Desa Gayam.
Tepat pukul 14.00 WIB, Jusuf Kalla tiba di lokasi dengan menggunakan helikopter. Kedatangan Wapres yang akrab disapa JK tersebut disambut dengan hangat oleh Gus Ipul dan para pejabat yang hadir, tak lama kemudian, rombongan segera menaiki bis untuk menuju lokasi proyek infrastruktur Banyu Urip.
Setibanya di instalasi proses penguapan (boiler), JK yang didampingi Gus Ipul beserta rombongan disambut oleh Presiden Direktur Exxon Mobil Indonesia, John Gibbs dan para karyawan. Sambutan akrab dari para karyawan tersebut mendapat balasan positif dari JK. “Selamat siang, apa kabar?” sapanya sambil menyalami beberapa karyawan.
Setelah menyapa para karyawan, JK terlibat diskusi dan mendengarkan laporan perkembangan proyek Banyu Urip dari Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi. Amien melaporkan, proyek Banyu Urip telah mencapai produksi harian sebanyak 40.000 barel minyak per hari.
Ia menargeetkan, produksi lapangan ini akan terus meningkat seiring penyelesaian fasilitas produksi, hingga mencapai puncak produksi 165.000 barel minyak per hari pada pertengahan 2015.
Lebih jauh ia melaporkan, perkembangan proyek minyak dan gas bumi Banyu Urip, Blok Cepu, hingga minggu pertama Desember 2014 ini telah mencapai 92,5 persen. Fasilitas pipa darat dan laut, menara tambat, serta kapal alir muat terapung, telah selesai terpasang dan saat ini dalam tahap akhir kegiatan commissioning.
Kegiatan pengeboran terlaksana lebih cepat dari jadwal. Kegiatan konstruksi serta commissioning untuk fasilitas produksi utama dan infrastruktur terkait terus berlangsung, dengan melibatkan lebih dari 8.600 pekerja di lapangan.
Sesuai rencana pengembangan lapangan (plan of development/PoD), investasi di Proyek Banyu Urip mencapai lebih dari US$ 2,525 miliar, dengan rincian untuk pembangunan fasilitas produksi sebesar US$ 2,188 miliar dan pengeboran sumur sebanyak US$ 337 juta. Pembangunan fasilitas dibagi ke dalam lima kontrak EPC (engineering, procurement, and construction/rekayasa, pengadaan, dan konstruksi), yakni fasilitas produksi utama (Central Production Facility/CPF), pipa darat (onshore) 72 km, pipa laut (offshore) dan menara tambat (mooring tower), Floating Storage Off-loading (FSO), serta fasilitas infrastruktur.
Mendapat laporan tersebut, JK berpesan bahwa kinerja proyek Banyu Urip sudah bagus namun harus terus ditingkatkan agar dapat mencapai target yang telah direncanakan. “Bagus, lanjutkan. Ingat, kita harus kerja..kerja..dan kerja demi kesejahteraan bangsa ini” pesannya.
Sebagai informasi, kontrak kerja sama Blok Cepu ditandatangani pada 17 September 2005 dengan EMCL sebagai operator. EMCL, anak perusahaan dari Exxon Mobil Corporation, memegang 45 persen saham partisipasi, bersama PT. Pertamina EP Cepu yang memegang 45 persen saham dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu (BKS) dengan 10 persen saham. Rencana pengembangan lapangan disetujui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada 15 Juli 2006. Cadangan minyak di Lapangan Banyu Urip diperkirakan sebesar 450 juta barel.
Hadir dalam kesempatan tersebut adalah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja, Presiden EMCL, Jon M. Gibbs, Presiden Direktur PT. Pertamina (Persero), Dwi Sutjipto, Direktur Pengembangan PT. Pertamina EP Cepu, Amran Anwar, serta Wakil Ketua Badan Kerjasama PI Blok Cepu, Ganesha Askary.