Beritalamongan.com – Hingga memasuki pertengahan bulan oktober 2015, hujan tak kunjung turun di sejumlah wilayah di Jawa Timur. Akibatnya sumber mata air seperti sumur dan sungai yang biasa dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan hidup sehari – hari mengering. Warga yang terdampak kekeringan pun mulai kelabakan mencari sumber mata air. Seperti yang dialami oleh para santriwati ponpes darul amin sampang. Pagi ini, Rabu (14/10/2015), terlihat rombongan besar santriwati yang mencari sumber mata air bersih untuk kebutuhan sehari – hari di pondok. Mereka mendatangi setiap rumah warga untuk yang masih memiliki sumber mata air yang bisa dimanfaatkan.
Menurut salah satu santriwati ponpes darul amin, Muawidah, sebelum musim kemarau tiba, para santri terbiasa mandi di sungai yang berada 1 Km dari pondok pesantren darul amin. Namun kemarau panjang yang terjadi di tahun 2015 ini membuat sungai tersebut mengering. Akibatnya para santriwati terpaksa mencari air di sumur warga.
“sebelum muism kemaru, kami terbiasa mandi di sungai. Karena air sungainya sekarang mengering, kami terpaksa mendatangi rumah – rumah warga yang memiliki sumur untuk mengambil air,” kata Muawidah.
Krisis air bersih di sampang ini cukup membuat aktivitas belajar santriwati terganggu. Sebab, jam belajar mereka banyak berkurang hanya untuk mencari air bersih. Pemandangan yang terlihat Rabu pagi ini juga cukup memperihatinkan. Para santriwati pondok pesantren darul amin harus antri panjang menunggu giliran mereka untuk mengambil air.
Harapan Muawidah beserta para santriwati pondok pesantren darul amin yang lain adalah agar nasib mereka juga diperhatikan oleh pemerintah. Bukan hanya perhatian semata tetapi juga bantuan air bersih untuk pondok pesantren darul amin.
“kami berharap pemerintah kabupaten Sampang peduli dengan nasib pondok pesantren yang mengalami kekeringan,” ungkapnya.
Menurut penuturan ari H. Abdul Malik, pengasuh Ponpes Darul Amin, kondisi kekeringan di ponpes darul amin ini selalu terjadi setiap kali musim kemarau tiba. Ia mengaku ponpes yang dikelolanya selalu kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Di musim kemarau tahun 2015 ini, ponpes darul amin sudah tiga bulan menderita kekeringan. Untuk mengatasinya, ponpes dengan dibantu wali santri pernah membeli air bersih untuk kebutuhan sehari – hari di pondok seperti mencuci dan mandi.
“sudah tiga bulan santri menderita kekeringan. Untuk memenuhi kebutuhan air, kami pernah membeli air dengan dibantu oleh para wali santri. Namun itu tidak cukup,” jelasnya.
Sumber mata air dari sungai dan sumur bor yang biasa dimanfaatkan ponpes darul amin sebenarnya juga tidak memadai bagi santri. Kondisi kekeringan di sampang ini tentu sangat berdampak bagi santri dan seharusnya ini mendapat perhatian dari pemerintah setempat mengingat ponpes juga merupakan lembaga pendidikan.
“karena merupakan lembaga pendidikan, seharusnya pemerintah bisa mendeteksi lebih awal untuk kemudian bisa memberikan bantuan air bersih ke pondok. Tentu saja harapan supaya kegiatan belajar santri tidak terganggu hanya karena permasalahan air,” imbuhnya.