Generasi anak muda Indonesia sekarang lebih suka menghabiskan waktu yang tidak bermanfaat entah nongkrong bersama teman – temannya ataupun melakukan hal – hal yang tidak bermanfaat sekalipun. Berbeda dengan anak yang bernama Zyah Rizal Fadilla ini, sejak kecil dia tidak ingin menjadi beban untuk orang tuanya oleh karena itu dari kecil dia belajar membantu pekerjaan orang tuanya dengan berjualan keliling.
Awalnya, ia dilarang oleh ibunya untuk membantu berjualan. Ibunya selalu menyuruh dia untuk rajin bersekolah agar mendapatkan nilai yang terbaik. Akan tetapi Rizal terus mengotot bilang ke ibunya bahwa ia ingin berjualan sepulang sekolah. Maka dari itu sang ibunya pun memperbolehkannya berjualan, dengan syarat dia tidak meninggalkan sholat 5 waktu dan nilai sekolah pun harus tinggi.
Apabila nilai sekolahnya turun dan selalu mengganggu kegiatan sekolah, ibunya akan melarangnya lagi untuk terus berjualan. Akan tetapi, dia selalu rajin dalam sholat 5 waktu ataupun belajar untuk sekolahnya. Bahkan Rizal tidak jarang mendapatkan ranking 3 besar di sekolahnya. Dan nilainya pun selalu di atas 80.
Walaupun umurnya masih 11 tahun, dia tidak jarang ketika berjualan di olok – olok oleh teman sebayanya. Akan tetapi dengan keuletannya ia abaikan apa kata temannya yang selalu mengejeknya itu. Sehabis pulang sekolah dia istirahat sebentar lalu ketika jam sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB. Dia berangkat untuk berjualan dengan mengendarai sepeda BMX yang telah ia beli dari hasil jualannya itu.
“Sandwich .. Sandwich .. Sandwich .. Sandwich.” Suara lengkingan rizal pun sudah tidak asing lagi bagi warga sekitar Minomartani, Sleman, Yogyakarta. Ia selalu semangat untuk menjajakan jualannya tersebut yang terdiri dari sandwich, pizza, roti bakar, dan jus yang diletakkan di depan dan di belakang sepeda. Saking semangatnya sampai – sampai ia tidak sama sekali merasakan lelah telah berjalan jauh Minomartani, Condongcatur hingga sampai ke Ploso Kuning.
Pada saat Rizal melayani pembelinya yang mayoritas anak – anak dan ibu – ibu. Ia pun tidak jarang diberi uang lebih oleh ibu – ibu yang telah membeli kue – kuenya itu. Akan tetapi yang lebih menarik dari seorang Rizal ini ia sama sekali tidak mau menerima uang lebihan itu. Di karenakan ia tidak mau merasa di kasihani oleh orang – orang karena kondisinya begitu.
Sebab bapaknya mengajarkannya untuk lebih baik menutup tangan daripada membuka tangan. Hal itu yang membuat kagum para ibu – ibu disekitar. Rizal mengaku bahwa uang yang di tabungnya dari hasil jualan itu tidak ia gunakan semuanya, melainkan ia tabung untuk keperluan yang lain dan membeli sepeda yang telah ia beli untuk berjualan dan sisanya untuk infak.
Meski uang yang ia infakkan tidak besar, namun bapaknya selalu mengajarkan kepadanya bahwa berapapun hasil yang ia dapatkan, jangan lupa untuk menyisihkan sebagian dari hasil jualannya agar di infakkan kepada yang lebih membutuhkan.
Sikap Keuletan yang Menjadikannya Mandiri ini bisa di buat untuk contoh kepada kalian semua yang sudah membaca artikel ini. Mengesankan bukan??
Terima Kasih Sudah Menyempatkan Membaca artikel yang Sudah Saya Tulis ini.
Sampai Jumpa, Pada Artikel Saya Berikutnya!!