Rasa senang atau kagum terhadap seseorang adalah hal yang wajar karena kita memang memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Setelah mengenal orang tersebut mungkin saja kita merasakan yang namanya; Jatuh Cinta, entah jatuh cinta karena parasnya yang tampan atau jatuh cinta dengan kewibawaannya dan masih banyak lagi, tergantung masing-masing kita memliki ketertarikan. Jatuh cinta memang tidak salah, setelah kita jatuh cinta ada dua pilihan; Menikah atau Mencintai dalam diam. Untuk yang sudah berumur cukup matang dan siap lahir batin untuk menikah, jelas jatuh cinta adalah perkara yang mudah.
Nah, untuk kita yang masih bau kencur (dibawah umur) tiba-tiba merasa jatuh cinta, kan tidak mungkin langsung ingin menikah saat itu juga. Kita lebih tepatnya memillih untuk Mencintai dalam diam, itu adalah cara yang paling tepat. Tidak perlu memamerkan apa yang kita punya, memamerkan kecantikan kita, tutup aurat dengan pakaian syar’i, setiap orang mempunyai daya tarik tersendiri tanpa perlu di pamerkan. Cukup mempersiapkan diri untuk jodoh kita yang lebih halal. Tetap kalem dalam menyikapi perasaan yang sedang bergejolak terhadap orang yang belum halal untuk kita, jangan sampai perasaan kita jatuh ke hati yang salah. Sibukan diri untuk menjadi yang lebih baik.
Jangan terlalu dekat dengan si “dia”, ini akan membuat kita susah mengendalikan perasaan. Ingat! Kehebatan syaiton membujuk kita melakukan yang sebenarnya salah tapi selalu kita perjuangkan seolah-olah itu benar, apalagi di perkuat dengan adanya rasa cinta kita terhadap “dia”. Syaiton punya banyak cara menggoda anak adam. Laki-laki yang baik jelas tidak akan menjauhkan kita dari surga, jelas sulit menolak ajakan si dia untuk berhubungan yang belum halal. Kalau sudah begini hanya ada satu pilihan: Tinggalkan dia. Ini akan membuka hubungan yang lebih barokah, rasa sakit yang ini akan terbayar oleh yang lebih indah. Ingat konsep Allah SWT dalam menentukan jodoh ada di Al-quran surah An-nur 26. Jodoh adalah cerminan dari diri kita, jika ingin jodoh yang baik maka kita tentu saja harus baik.
Bijaklah menyikapi bagaimana “Jatuh cinta” itu