Jika pada umumnya baliho dengan tulisan “say no to drugs” banyak di pasang di beberapa tempat untuk mengingatkan semua untuk tidak mengkonsumsi narkoba. Namun pemandangan berbeda terlihat di Tempursari, Lumajang. Di sana, di sejumlah titik terpasang baliho bertuliskan “say no to free sex.”
Mungkin jika anda belum pernah berkunjung ke sana, anda akan dibuat bertanya – tanya kenapa ada yang pasang baliho ini? apakah iseng atau apa maksudnya?
Pemasangan baliho “say no to free sex” ini merupakan bentuk keresahan masyarakat tentang gaya hidup baru “free sex” yang sedang melanda pemuda dan pemudi Tempursari. Masyarakat bersama Muspika Tempursari kemudian memasang beberapa baliho bertuliskan “say no to free sex” di sejumlah titik di Kecamatan Paling Selatan dan Barat Kabupaten Lumajang.
Baliho tersebut di pasang di beberapa titik seperti di dekat Kecamatan Tempursari, Polsek dan Koramil. Sebenarnya ada 23 titik yang dianggap rawan dijadikan tempat free sex. Kedua puluh tiga tempat tersebut juga disebutkan di dalam baliho.
Akibat gay hidup free sex ini, banyak remaja yang bahkan masih berstatus pelajar mengalami hamil di luar nikah. Dan akibat tindakanya itu remaja tersebut terpaksa tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Gaya hidup free sex ini sungguh sudah meresahkan para masyarakat terutama para orang tua yang memiliki anak remaja.
“gaya hidup free sex di tempursari sudah sangat mengkhawatirkan,” tutur Haki, salah satu pengajar MTS Annur Desa Tempursari.
Masyarakat mendukung penuh upaya untuk memerangi gaya hidup free sex di Tempursari. Salah satu bukti keseriusanya itu adalah dengan pemasangan baliho “say no to free sex”. Ini bertujuan untuk mengingatkan untuk tidak melakukan free sex karena gaya hidup seperti ini juga akan menimbulkan berbagai dampak negative seperti hamil di luar nikah dan juga penularan penyakit HIV. Baliho ini juga bertujuan untuk mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersama memerangi gaya hidup free sex di Tempursari.